Puisi Penggugah Motivasi

FALLUJAH TIDAK MERINTIH

Dentuman bom membabi buta

Deru tank-tank sentak merentak

Bising pesawat memekak telinga

Muntahkan peluru sahut menyahut

Fallujah telah luluh lantak

Oleh nafsu serakah para biadab

Ulah manusia tiada nurani

Liar bak binatang buas kelaparan

Fallujah bersimbah darah dan air mata

Didera senjata tangan-tangan kotor

Bangsa terlaknat tak beradab

Tanpa malu berjoget diplatar derita

Tapi…..

Fallujah takkan merintih….

Kan terus meradang hinggga darah penghabisan

Fallujah merebakkan wewangi firdausi

Dari buncahan darah para syuhada


BANGUN…PERGI ….DAN BERGERAKLAH!!!!

Bila kaki enggan melangkah

Ingatlah pada panggilan dawah

Satu jalan menuju mardhatillaah

Pastikan gerak itu tak salah langkah

Wahai pejuang……Melangkahlah

Menuju masa depan penuh barakah

Bangun kembali peradaban nan megah

Biarkan intuisimu segar mekar merekah

Berangkatlah

Bawalah melodi staqafi penguat ruh

Sentuhkan ke relung kalbu nan pasrah

Hadirkan irama orkestra penggugah

Padukan simponi suci, suntingan lisan daiyah

Bergeraklah…….!!!!

Jangan ragukan gempita syahdu…. kalam ilahi

Alunkan senandung Qur’ani…..penggugah jiwa rabbani

Nyanyikan gelora mahabbah…..penggugah cinta sejati

Bahanakan derap perjuangan …..penggugah jihad fi sabili

ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR

PERGI…….BERANGKAT………….DAN BERGERAKLAH

Jangan pernah berhenti…karna diam tak boleh terjadi

Demi estafeta perjuangan dawah ini…..kita harus berdiri

Demi kokohnya amanah rabbani……..kita harus pergi

Demi tegaknya dien di muka bumi… ..kita bahkan harus berlari

Demi jannah yang telah menanti…… kita semua harus bangkit

 

                                         

OH……..NAD

( fenomena alam adalah pelajaran berharga, Nangroe Aceh Darusalam)

 

Guncang sekejap, menghentak…mengejutkan

Enyahkan segala kemegahan yang pernah menjulang

Meski masih menyisakan rumah-rumah suci simbul imani

Yang lain…merata, menyatu….membumi

Pongahpun, hilang……lebur merayap

Angkuhpun luluh lantak ….melata

 

Bersimpuh, tunduk merunduk…tanpa kata

Adalah ungkapan pilu lantaran tak lagi bernyali

Memohon ampun tak terperi dari sang Pemberi

Inginkan perlindungan penuh sejadi-jadi

Harapkan rengkuhan erat yang melegakan

Janganlah nestapa terus berlarut dan menjadi-jadi

Sandang pangan bergulung bersama gelombang

Harta benda terhampar meluncur ditelan samudra

Sanak saudara turut pergi tak tentu ladang rimbanya

Nyawa pada hari itu masihkah ada harganya?

Nafas pada hari itu, masih bisakah diperpanjang?

Bolehkah berharap syahid bila esok tak lagi datang?

Inilah bahasa takdir, kehendak Sang Empu bumi

Dan ketika daya dan kekuatan tak lagi berarti

Hanya tengadah wajah dan satukan jemari

Pada Yang Pengasih sang pemberi belas kasih

Berilah tabah bersama rintihan suratan nasib

Berilah pasrah bersama helaan duka bertindih

 

BERKELIT

Khauf ra’jaku mengejar cintaMu, ya…Allah

Tak segempita pemberianMu ………padaku

Kau limpahi aku dengan berjuta kemudahan

Kau ilmui aku dengan selangit pengetahuan

Kau fahamkan aku dengan berlapis kebenaran

Kau sejahterakan aku dengan berrangkai kenikmatan

Namun tak jua aku berlari menuju haribaanMu

Malah melangkah dengan gontai seakan tiada daya

Dan berkelit aku dengan alasan tiada waktu

Seruan tuk mendekatMu terhenti di telinga dan terhela

Tilawahku tersendat bercecer-cecer

Oleh alasan kerja yang menyibukkan

Sempurnakan tartil dan hikmat terasa penat

Wirid pagi petangku bagai lampu pijar

Tiada asa tiada rasa, hambar tak hadir ke jiwa

Shaum sunnahku masih berhenti sebatas keinginan

Infaq sedekahku terbata-bata bagai tanpa keikhlasan

Jangankan jihad, sedikit amal menuntut banyak pahala

Mengapa “berkelit” terus mengungkung memburu

Bukankah neraka jahanam itu sungguh mengerikan

Bukankah Surga firdaus nan indah itu jadi dambaan

Bukankah berjumpa denganNya tlah jadi impian

…………………………………………………..

Hampiri Dia, dapatkan curahan cintaNYa….

Sujud padaNya, agungkan asma-asmaNYa

Genapkan dikalbu, rapatkan dalam jiwa.

Rasakan keteduhan berada dekat denganNya

                                                               

DALAM QIYAMULAIL

Tak ada getar…yang ada rasa senyap

Tak ada sentak….yang hadir tenang belaka

Tak ada celoteh ….yang terdengar helaan nafas

Tak ada bising….yang mendesah bisikan halus

Dan

Dalam langkah enggan terseret, kurentas rasa malas

Dalam desah rindu menggebu, gemericik air menyambut

Dalam hasrat bertemuMu, menggebu.. menyibak.. merentang

Dalam dingin menusuk tulang, air suci mereguk kesegaran

Dan…dalam tunduk dan bersimpuh

Dalam rasa papa yang semakin menjadi

Dalam rasa beku yang semakin menerpa

Diatas bentangan sajadah panjang

Penghambaan terasa mendera

Bertaut dengan rasa takut sepenuh harap

Terengkuh tunduk, tersungkur sujud, terjerat pasrah

Tiada daya makin terasa , seolah menanti jawab

Akankah sangkaan itu datang menghampir

……………………………………

Wahai pemilik alam semesta raya

Penguasa kesunyian kelam malam

Penentu segala tahta dan kehendak

Terimalah sujud ruku penghambaan ini

Agar menoreh iman taqwa padaMu

Dan mengukir mahabah padaMu

Bersama doa…dzikir… dan munajat ini

Ya ….Rabb, biarkan rindu terpatri kuat padaMu

Bila tak memilikiMu….aku merasa kehilangan cintaMu

Bila tak mengingatMu…aku hidup bagai tak bernyawa

Jangan lalaikan aku, pada titian panjang menujuMu

Meski harus kususuri setiap kelam malamMu

Kan kukejar sapa ridhoMu, hingga kutahu Kau hampiri aku

Dan….menuntun perjalananku menuju altarMU

 

JERAT GERAM

Kuingin tiada geram terlukis dikalbuku

Meski beribu sebab memenat jiwa ragaku

Oh…sering kata tak terucap lumat tersekap

Membongkah berat memacu degup

Ugh, peristiwa…..yang datang mengusik hari-hariku

Terbeber dengan nyata…terang dipelupuk mata

Menggores luka , bertaut duka, mengganggu detak

Lalu terjerat bersama gusar, dan menodai benak

Andai….kupunya nyali tuk memenggal geram

Dan kuusir setiap derita pengganggu asa

Dan kubungkam segala celah penoreh noda

Lalu……

Kuberitakan pada segenap jagad raya

Bahwa aku bukan memendam dendam

Atas segala suasana yang tiada bersahaya

Atas segala guratan kelam yang membalut pijakku

Hingga noda penuh warna menghina dina

Lalu

Katakan pada setiap nyawa penghuni semesta

MaiyahNya telah mengasah mengokoh

Menyertai istighfarku yang tiada putus

Dalam pujapuji yang basahi lisanku

Dan munajat padaNya detik-detik rinduku

A….n…d…a…i………!

                                                   ****************

 

 

KATA ADALAH……..

 

Aku bukanlah penyair….

Yang bersyair karena fantasi

Menoreh naluri terpenggal ilusi

Menggores pena tanpa emosi

Wahai

Inilah gejolak yang tiba-tiba hadir

Yang mendorong jemari lukiskan kata

Yang membongkah penuhi rongga dadaku

Yang meluncur menerobos tenggorokan

Mendesak keluar bersama desah, rasa dan asa

Bak ungkapan tersekap terpendam……….

Terlontar bebas, temukan jalannya

                                                        ****************


MENGUSIR MALAS

Hai , malas yang mengungkungku

Kuingin menghancurkanmu

Karena kau telah menelan masaku

Hai, malas yang selalu lekat menyelinggkup tubuhku

Pada tiap sisi ruang dan waktu

Bodohnya aku tak kuasa menepis keangkuhanmu

Meski telah kuupayakan

Tak bertegur sama denganmu

Kau terus saja menggapai-gapai menarikku

Setiap langkah yang terarah melawanmu

Magnet kemalasan pasang kuda-kuda menjeratku

Kurasa kantuk, berkeringat, pusing dan pegal

Menyeretku kepembaringan…..

Melenakanku dalam mimpi kesiangan

Oh…….

Kemalasan enyahlah…..

Aku tak hendak kehabisan…..

W a k t u b e r h a r g a k u

                                                            ******************

 D A I

Adakah aku seorang dewasa…

Yang dilatih untuk mengerti isi hati manusia

Hasil berguru pada murabbi-murabbi rabbani

Agar mengusik kelengangan hati kepada …..

Gairah bertubi-tubi menuju Ilahi

Adakah aku seorang dewasa …

Yang semestinya melahap rakus lembaran mushaf

Setiap hari, tanpa rasa enggan…

Setiap saat, tanpa hadirkan alasan….

Sehingga keperoleh bait-bait penuh makna

Seperti, menyantap lezatnya semangkuk sup panas

Dengan potongan daging dan sayuran

Adakah aku seorang dewasa…..

Yang dengan serta merta bentangkan sajadah

Panjang-panjang tuk merentang doa dan dzikir

Setiap hari ,sepanjang-panjangnya

Setiap saat, sebanyak-banyaknya

Sehingga kurasa Dia selalu menatapku

Seperti, membumbungkan layang-layang keangkasa

Lenggoknya tak lepas dari tatapan mata

Adakah aku seorang dewasa….

Yang telah memiliki kelayakan

Menyemat pelangi didada setiap hati manusia

Agar hidupnya penuh warna, gaya dan pesona

Dan langkahnya selalu menuju satu asa

Hanya kepada CahayaNya….tuhan yang Agung Perkasa

                                                     ***********

 

NUKHBAWIYAH

Meski telah nikmati hidangan tarbiyah

Namun asam garamnya belum melekat kuat

Bagai musyafir haus dipadang tandus,

Telah kureguk talaqqi rabbani nan kaya cita

Lapar dahagaku pada goresan Ilahiyyah

Telah membawaku pada hamparan mushaf

Yang luas tak bertepi, yang dalam penuh makna

Hingga tiada pernah tuntas kuselusuri…….

Dan, tarian kehidupan telah kumainkan…

Dipentas fana yang selalu panas membara

Mampukah gelora nuraniku menjadi perantara

Bagi jiwa-jiwa pencari cahaya dan kebenaran

Bagai sebatang pohon yang rindang

Yang bercabang dan lebat daunnya,meneduhkan

Yang akarnya kokoh menghunjam seluas naungan

Yang memberi kenyamanan yang menentramkan

                                                             ***********

 

TAMENG PERJUANGAN

Pedang-pedang jihad telah terhunus

Siap bergerak kegaris terdepan

Menghadang musuh-musuh Allah

Yang menyerang garang penuh biadab

Pedang-pedang jihad telah menyatu

Menggelora disetiap relung mujahid

Tuk menghentak ulah pemberontak

Yang tiada jera melawan kebenaran

Wahai para pembela kalimah Allah

Jangan biarkan pedangmu merintih

Lantaran tak dihunus pemiliknya

Hingga tiada daya tiada guna

Wahai mujahid, kaulah prajurit sejati

Buatlah pedang jihad itu miliki arti

Jadi tameng pengokoh juangmu

Digjayakan dienullah di semesta ini

***************

SANG PENYEMANGAT

(dialah guruku)

Hatiku begitu menggebu

Setiap kudengar tausiyah suci itu

Rangkai katanya merona hatiku

Alur ritmiknya memerah telingaku

Jiwaku menggebu haru bertalu

Setiap derap pergerakan dihentakkan

Menyentak rasa lengang sanubari

Menggetar senyap keterlenaanku

Wahai geloraku, jangan tenggelamkan

Rasa cintaku pada perjuangan ini

Hanya karena tak bertemu sang guru

Yang selalu mengetuk pintu hatimu

Sematkan dalam ingatanmu,

Pandangan optimis penuh harapan

Seperti menatap indahnya langit biru

Penuh cahaya, menghangatkan hati

Agar kusambut langkah perjuangan itu,

Bersama kalam dan sabda yang tlah terpatri

Buktikan rasa peduli, simbol pemberani

Agar sinarnya terangi persada ini

Jadilah bunga yang harum di persada ini

Yang menebar wangi, pesona alami

Bangkit dan melangkahlah dengan pasti

Peradaban di negeri ini harus tegak berdiri

                                                           @@@@@

 

MEREKA DAN MASA DEPAN

(untuk anak-anak korban bencana di NAD)

Kanak-kanak bertelanjang kaki itu berkumpul bergerombol

Menatap pelangi yang datang menyembul di kejauhan

Disuatu senja, ditepian pantai yang menghampiri rembang petang

Disebuah pulau, diujung negeri makmur, terkenal subur

Imajinasiku mengembara masuk kedalam lubuk hati mereka

Ingin kutahu apa yang mengisi pikiran mereka

Adakah tanya pada pelangi yang penuh warna itu

Akan masa depan yang boleh mereka lewati

Adakah mereka bertanya pada pelangi yang indah itu

Tentang kebahagian yang boleh mereka rengkuh kelak

Adakah mereka bertanya pada pelangi cerah terang itu

Masih adakah sekolah tuk belajar menangguk ilmu

Imajinasiku makin membara, benakku berceloteh

Masa’kan mereka hanya boleh berharap pada pelangi

Yang datangnya tak menentu dan hanya sesekali

Masa’kan hanya karena gempa dan tsunami,

Yang meluluh lantakkan tanah kelahiran mereka

Mereka jadi kehilangan harapan dan masa depan

Masa’kan hanya karena ayah-ibu mereka digulung ombak

Mereka harus kehilangan balaian kasih dan dekapan sayang

Tak cuma itu…….

Sanak-saudara merekapun turut ditelan samudra

Ranah merekapun diratakan gemulung gelombang

Nuraniku turut hanyut bersama kembara imajinasiku

Seakan ada samudra lepas yang harus kuarungi

Seakan ada gunung menjulang yang harus kudaki

Seakan ada hamparan daratan luas yang harus kuselusuri

Dan menghampiri setiap titik dimana dapat kujumpa asa

Dan bertemu dengan beribu cahaya disetiap penjuru arah

Kan kuajak dengan sepenuh hati, dan kurangkul tuk perduli

Dan kan kuberikan pada kanak-kanak yang menatap pelangi

Wahai ……anak malang yang tengah terisolir oleh derita

Lihatlah apa yang kuhimpun ditangan kanan ini

Dari pelosok nusantara yang masih bertabur kemakmuran

Meski sabda alam, silih berganti menebar bencana

Masih berjajar dermawan-dermawan berhati mutiara

Yang membuka jalan bagimu menuju cita-cita

Dan imajinasiku pergi bersama pudarnya warna pelangi

Namun jiwa-jiwa mulia kuyakindatang dan memberi arti

 

TAUBAT

(sebuah puitisasi makna taubat)

kalau taubat diartikan sebagai ibadah hati

yang meringankan langkah-langkah kita

dalam menelusuri jalan keharibaanNya

dan bergantungnya semua asa padaNya

wamaa bikum min ni’matin faminullah (An Nahl 53)

“dan apa saja yang ada pada kalian, maka dari Allah lah (datangnya)”

maka bayangkanlah hidupmu tanpa kehadiran dan campur tanganNya

kehampaan lah yang ada, tiada memiliki arti apa-apa

Wahai, anak Adam renungkanlah….

Jadikan taubat dan ampunan sebagai penolongmu

Jangan biarkan syetan terlaknat memperdayaimu

Yang mendorong-dorongmu melakukan dusta,

Yang mendorongmu melakukan durhaka

Yang mendorong-dorongmu melakukan penipuan

Yang mendorong-dorongmu melakukan pelanggaran

Ingatlah wahai anak Adam….

Bila kau terlena pada bujuk rayu syetan….

Itu akan melemparmu ketempat yang paling nista

Itu akan mengejekmu dengan tawa penuh kemenangan

Itu akan membuatmu terlunta-lunta, melata…berlumur dosa

Ingatlah wahai anak Adam…

Jangan sia-siakan waktu yang Allah anugerahkan padamu

Jadikan waktu sebagai pengukur tabungan akhiratmu

Penuhi dengan istighfar panjang……

Dengan doa dan wirid berulang…

Yang kan mengugurkan dosa-dosamu

Jadikan seluruh gerak langkahmu sebagai…..

Untaian dzikir hanya kepadaNya

Rajutan hak Allah atas dirimu

Bingkai pengakuan atas kurang dan terbatasmu

Wahai anak Adam, lekatkan dalam benakmu

Rasulullah yang mulia pun bertaubat kepada Allah

Yaaaa…ayyuhaa nnasu tuubuu ilallah

Fainni atuubu fii yaumi ilaaihi maa atu marrati

“Wahai manusia, bertaubatlah Kepada Allah,

sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali”

                                                 *****************

 

SEBUAH TAUSIYAH

Suatu malam aku bermimpi

Mengirim SMS kepada tuhanku

Dengan takut-takut kutulis dalam SMS itu

Bahwa aku begitu mencintaiNya dan merindukanNya

SMS itu terkirim,

Namun jantungku berdegup kencang

Berani-beraninya aku mengirim SMS seperti itu

Padahal kutahu aku masih membangkang atas banyak perintahNya

Beribadah sekenanya, tanpa keazaman meninggi

Perilakuku masih berselang dengan sisa-sisa jahiliyyah dulu

Silaturahimku masih sebatas muamalah antar manusia

Tiada nilai ukhuwah, apalagi bernilai itsar

Mendatangi majlis ilmu masih sebatas mengugurkan kewajiban berkumpul

Janji-janji tuk meningkatkan kualitas diri, adalah kata-kata basi

Tidak wangi, malah bau pepesan kosong, itu lagi,itu lagi

Kerja-kerja seharian dijadikan apologi, begitu duniawi…seperti sampah

Sepertinya ini tak lebih baik dari ‘bangkai bagi tuannya.

Dalam mimpi itu aku masih juga termangu,….menanti-nanti

Harap cemas…jangan-jangan SMS ku pending, tak ada sinyal ke arsy sana

Tet…tet.reee…tret…Hpku memberi sinyal, membuat jantungku kian berdegup

Pending…..aku terus menanti…………………………………………

Tet…tet reee..treeet, bunyi lagi….dari teman halaqah ku. Kubiarkan

Tet…tet reee…treeeet, bunyi lagi…dari tempat ku mengajar. Minta nilai siswa

Tet…tet reee…treeeet, bunyi lagi… bukan SMS yang kunanti.

Aku enggan membalas SMS itu….Aku gundah

Tuhanku tak membalas SMS ku,…..Aku maalu

Seharusnya tak kukirim SMS seperti itu kepada Tuhanku

Seharusnya kata yang kutulis, istighfarku, taubatku, doaku dan……

Seharusnya yang kutulis, permohonan hidayah, permohonan petunjuk dan….

Tet…tet, reee…treeet….(dariNya kah?)…Aku terperangah…

“Akupun mencintaimu, sangat memperhatikanmu….

…temui Aku dalam setiap shalat, dalam setiap qiyamulail, dalam setiap dzikirmu”

hampir pingsan kumembacanya…..tak percaya…dan aku terjaga

rupanya aku tertidur, ….aku kehilangan no HP tuhanku, tak bisa SMS lagi

Kulihat jam dinding menunjukkan pukul tiga- tiga puluh dini hari

Ternyata akupun belum shalat isya….astaghfirullah

Ternyata aku belum selesai dengan koreksi ujian siswaku

Ternyata al Qur’an disebelahku belum sempat kusentuh

A s t a g h f i r u l l a h………………………

                                                                  **********

 

 

 

MERACIK CINTA

 

KATA tak pernah cukup tuk lukiskan makna CINTA

Hatta cinta picisan sekalipun, butuh banyak kata adanya

Pada cinta yang terjalin diantara dua sejoli

Tak sesederhana menjalin injuk menjadi seutas tambang

Atau merajut benang menjadi selembar kain

Meski keduanya telah seatap, sekasur sedapur

Meracik harus dengan titi teliti dengan upaya tak terperi

Bagai meramu bumbu dapur untuk mengolah lauk pauk

Konon, semakin pandai seseorang meracik bumbu dapur…

Makin cekatan orang tersebut meracik cintanya

Meskipun miliki pasangan yang alot perangainya

Pada racikan yang tak tepat, cinta jadi tak berbalas

Gak nyambung men….

Ada yang bilang bercinta jangan pakai gaya aktifis

Kata jadi tak bermakna, karena tak menghadirkan rasa

Buaian asmara tak menggoda, meski menggelora tak terjerat

Ada yang bilang katakan cinta dengan bunga

Karena aromanya akan hadirkan getaran yang memabukkan

Mampukan getaran itu, ekspresikan kehangatan yang didamba

Ada lagi yang bilang cinta itu butuh pengorbanan

Maksudnya apa men……….

Waktu, harta, harga diri, bahkan perasaan kah yang dikorbankan

Siapa yang menjamin itu tak sia-sia

Meracik cinta yuk…..

Emangnya cinta itu apa…..

Emangnya cinta itu milik siapa

Ketika cinta diberikan ternyata tak ada yang menerima

Ketika cinta dinantikan ternyata taak ada yang datang

Ketika ada yang bilang cinta, nyatanya hanya demi mendapatkan cinta

Itulah cinta diantara manusia, tiada yang suci tiada yang abadi

Semua seringkali karena emosi, karena cinta diri

Lalu adakah cin ta sejati…..

Ada kale….

Cinta sejati adalah cinta yang bikin hidup lebih hidup

Cinta sejati bikin yang hidup ingin lebih lama hidup

Cinta sejati bikin semangat untuk mengabdi

Cinta sejati bikin bertahan meski membosankan

Cinta sejati tak mungkin bikin senyap, merana dan sepi

Cinta sejati bikin kasmaran sampai mati…..Berikan pada Illahi Rabbi

 

PASRAH

Janganlah berpaling dari takdir

Burungpun harus terbang mengepakkan sayapnya

Daun-daun keringpun harus gugur tinggalkan ranting

Malampun harus datang tepat menggantikan siang

Lekat dengan kepatuhan, sarat dengan ketundukkaan

Dapatkan buahnya…

Tiada susah payah, tiada bencana, penuh kepasrahan

Berjalanlah bersama yang memperjalankan

Hadirkan ketulusan sepenuh kelapangan dada

                                              ********

 

BIMBANG 1

Ketika hidup berada dalam bimbang

Hanya’entah’ yang bisa kuucap

Karna tak tahu apa yang harus dilakukan

Hanya bisa diam dalam bisu

Ketika desah menguak pintu hati

Hanya ‘kosong’ yang terlontar dalam kesah

Nyatanya tak semudah membuka daun jendela

Yang ada hanya tanya dalam diam

Ketika datang tanya mengapa ada bimbang

Hanya’pilihan’ yang bisa kubentang

Karena memutuskan butuh pemikiran

Timbang menimbang menangkan satu pilihan

 

BIMBANG 2

Haruskah bimbang tiada bertepi

Bila keikhlasan telah diberi

Jangan biarkan terkurung membui

Bukalah jendela hati sebagai solusi

Kepasrahan pada kehendak Ilahi

Adalah obat yang tak terganti

Kan hapus bimbang, jernihkan hati

Luruhlah pongah, sombong dan dengki

Ketika datang tanya sudahkah bimbang pergi

Katakan ‘pasti’ bimbang itu sudah tiada lagi

Kalau datang lagi, kan segera pergi

Karena Pengobat Hati telah lekat dijiwa ini

 

MAHABBAH

Rabbi …pancaran cahayaMu, hangat meresap ke kalbuku

Menjalar kesegenap denyut nadi dan aliran darahku

Menggetar sanubari dan ragaku terhanyut

Tafakurku menyatu dalam dongak wajah dan tangan berpadu

Dan terucap syukur penuh syahdu, bak diterpa rindu

Yaaaa…Rabb, kuharap ini rindu tak bertepi

Selalu hadir dan terbit setiap hari, tiada henti

MenujuMu dengan cinta dan gairah menggebu

Telah kuyakini Engkau pengharapan terakhirku

Yang mengantarku kepenantian hakiki

Lalu…..

Berkumpul dan bercengkerama

Dengan insan pilihan yang Kau cinta

Dan mereka pun begitu mencintaiMu

Insan yang memiliki kelembutan terhadap sesama muslim

Insan yang selalu tegas terhadap orang kafir

Insan yang berjihad dijalan Allah

Mereka tak takut celaan orang-orang yang suka mencela

Mereka berwala hanya kepada Allah, Rasul dan imam

Mereka adalah insan yang senantiasa sujud ruku dan zakat

                                                                 ******

 

KEHARIBAANMU

Tak kan kukotori perjalanan ini,dengan cinta semu pada dunia

Tak kan kukotori langkah-langkah ini, dengan tujuan yang tak pasti

Tak kan kusesali tinggalkan dunia fana ini, karna penuh kesenangan palsu

Tak kan jejak demi jejak berlalu dengan catatan buruk yang merusak jati diri

Diatas perhelatan dunia yang penuh hidangan dan aneka warna gemerlap

Ada pesta tetumbuhan yang menari dibawah sepoi tiupan semilir angin

Ada pesta manusia dengan berjuta peran bak diatas panggung sandiwara

Ada pesta antara benda-benda bergerak dan tak bergerak nan hingar bingar

Harus kuamankan setiap keinginanku

Agar tak terbujuk lakukan perilaku tak terpuji

Agar tak terbujuk tuk bahanakan bahagia dunia semata

Agar tak terlena pada pongahnya permainan perkotaan

Agar tak terlena penghambaan pada benda-benda mati

Agar tak terbalut oleh belitan cinta penuh emosi

Agar tak terbelit oleh tipuan gemerlap lampu kota

KepadaMu ya…….Rabb,

Kugantungkan segala asa pengisi hidup ini

Agar kudapatkan helaan waktu yang titi teliti

Agar kuraih perilaku santun dan luhur pekerti

Agar kupandai berbagi kasih sayang pada sesama

Agar kutrampil beramar ma’ruf dan nahi munkar

Agar jalan dawah Rasulullah dapat kutapak tilasi

Agar bahagia tertinggi adalah ‘tuk keridhaanMu

Yaaaa……Rabbul Izzati,

Jangan biarkan langkahku terhenti pada…

Rasa cinta pada kenikmatan dan indahnya dunia

Karena telah sadari bahwa dunia…..

Hanya menyajikan kesenangan sementara

Hanya panggung sandiwara pengubah cerita

Hanya pemandangan yang memerosok akhlak

Hanya hingar bingar yang memekak telinga

……………………………………………..

Karena kutahu sesungguhnya dunia…

Bagai lembaran-lembaran yang harus diisi

Dengan goresan tinta emas kemuliaan

Dengan keanggunan akhlak penuh pesona

Dengan munajat yang menuntun ke akhirat

Agar perhentian terakhirku …..

Bermuara diharibaanMu.

 

ASA ITU

Wahai pemilik alam semesta

Penguasa sunyinya kelam malam

Penentu segala tahta dan kehendak

Tampakkan aku sebagai hambaMu

Sujud rukuku kehadapanMu

Akankah menoreh taqwaku

Dzikir dan munajatku kepadaMu

Akankah mengukir imanku

Bila tak memilikiMu

Aku kan kehilangan cintaMu

Bila tak mengingat adaMu

Aku bagai tak bernyawa

Ya Rabb, jangan biarkan aku lalai

Pada titian panjang menujuMu

Meski harus kuselusuri kelam malam ku

Biarkan aku kejar haribaan Mu itu

Sampai kutahu cintaMu itu

Pasti hadir dan menuntun perjalananku

PELITA

Mengukir langkah dengan pahatan cahayaMu

Bukanlah jalan panjang yang gelap gulita

Meski lewati terjal dan tanjakan mendaki

Titian itu selalu penuh dengan lentera

Menyala terang disetiap penjuru persada.

Jadi petunjuk jiwa-jiwa dikegelapan

Jadi pemandu menuju kebahagiaan

Itulah CahayaNya yang takkan pernah sirna

Ambillah Cahaya itu dari sumbernya

Dan lekatkan selalu dalam kehidupan kita

Sinarnya takkan terangi kalbu kita semata

Namun memancar kesekeliling kita

Jadilah cahaya itu seperti layaknya khalifatu fil ardh

Genggam dan sematkan kalamNya merasuk ke benak

Temui setiap jiwa perindu kehidupan Rabbani

Yang mendambakan perjumpaan Hakiki

Jadilah penerang fitrah insaniyyah

Yang mengira jalan kepadaNya sulit didaki

Bukalah hatinya dengan cara yang hikmah

Agar tiada keraguan meraih keberkahan

Sulutkan lentera disosok yang lengah

Yang mengira hidupnya tak butuh Penerang

Percikkan sedikit pembuka jalan

Biar melangkah menujuNya penuh gairah

                                                      ******$$$$$******

 

BALADA PEREMPUAN NEGERI….!(1)

Perjalanan kebanyakan perempuan negeri ini …..

Adalah balada yang terkoyak oleh nestapa

Dan soneta yang dihinakan oleh nestapa

Juga trauma panjang bagai tanpa akhir

Meski perempuan berdaya telah bersuara lantang

Berbicara lantang atas nama nasib perempuan

Berjuang keras untuk kemajuan perempuan

Menuntut perduli untuk martabat perempuan

Adalah upaya panjang gerakan perempuan untuk perempuan

Tuk wujudkan ruang beradab dan sirnakan ketiadadayaannya

Namun, nyaris terseok, terjerembab bahkan tak berdaya

Bagai onggokan yang tlah tak digunakan pemiliknya

Mengapa yang ada hanya diam terdiam

Padahal tanya tentang cedera kehidupan perempuaan …

Nyata adanya dan terus mengalir nyatanya

Berbagai dera tak putus jadi berita

Kekerasan dalam rumah tangga, korbankan perempuan

Lahir batinnya merana bagai tiada daya

Lahirnya terluka, babak belur, kusut masai

Batinnya tergores nyeri, pilu bak tersayat sembilu

Kekerasan dalam rumah tangga, juga korbankan anak-anak

Masa kanaknya tercerai dan terderai, terlempar kejalan-jalan

Mengais menggelandang demi perut ayah ibunya

Hasil peluh lelahnya, dirampas juragan kelas teri

Suara sumbangnya, bergelantung dibibir pintu angkot

Demi uang sekolah, mereka rela menadah meminta

Indahnya bermain dan berrcanda tak mereka hirau lagi

Dekap sayang dan belai kasih luput dari ingatan

Rintih pekerja perempuan, berangkai tumpang tindih

Diombang-ambing bagai buih, tanpa kepastian

Direngkuh habis , tenaga tak setara dengan upah

Dibelenggu takut, terkadang tiada santun dan seronok

Dimana hak mereka sebagai buruh

Padahal kewajiban kerja telah ditunaikan

Padahal fitrah wanitanya telah dikorbankan

Padahal hak anak dan dirinya telah ditinggalkan

Banyak lagi cedera yang masih terbias

Masih kurang keraskah teriakan kita

Hingga demonstrasipun hanya jadi hiasan surat kabar

Kisah sedih yang muncul dimedia cetak dan tronik

Nyatanya hanya menyayat sekejap saja

Katanya suara lantangnya untuk keadilan

Nyatanya hanya sebatas rasa prihatin saja

Kapankah semua ini akan berakhir?

Terkungkungkah kita dengan “syair sabda alam”

Yang menyuarakan”wanita dijajah pria sejak dulu”

Dan menjadikannya”perhiasan sangkar madu…”

Hilangkah dari masyarakat kita, semangat mengayomi

Sehingga tatanan bolehkan pria kedepankan kehendak

Dan mengabaikan tanggung jawab hakiki

Sehingga tatanan bolehkan pria mengumbar kuasa

Dan merasa perkasa karena berkuasa

                                                                   ********

 

 

BALADA PEREMPUAN NEGERI…..!(2)

Perempuan negeri ini masih harus sembunyikan noda

Tak lagi merasa beruntung menjadi perempuan

Padahal Islam memuliakan ada dan keberadaannya

Bahkan berikan peran dan posisi luar biasa

Perempuan negeri ini haruskah berhenti berharap

Padahal bangsa kita junjung tinggi adab beradab

Tahta martabat dan harga diri terpahat rapih

Pertaruhkan jati diri demi kata tanggung jawab

Wahai penguasa negeri………..

buat perempuan negeri tak meratapi diri

bangunkan mimpi yang hadirkan solusi

biar bumi pertiwi tidak merintih pedih

Wahai penguasa negeri…………

Bukankah segala upaya bisa kita rintis

Bukankah segala asa tiada pernah habis

Buatlah derap nyata yang tak keluar garis

Wahai perempuan negeri…….

Ketahuilah………..tanpa kecuali…

Bahwa harkat dan martabat itu begitu tinggi

Tlah dipersembahkan atas terciptamu

Sebagai pengemban amanah mulia

Lestarikan tonggak generasi masa depan

Penyejuk dan penawar jiwa generasi

Benteng pengokoh bangunan watak generasi

Wahai pemilik rasa peduli………

Atas masa depan perempuan negeri ini

Ajak dan ajari apa yang perlu mereka tahu

…………………………………………….

Mereka bukan sumber petaka

Mereka bukan kaum yang lemah

Mereka bukan tak berdaya

Maka aniaya………. Tak layak untuk mereka

……………………………………………..

Mungkin mereka tak tahu hak dan kewajibannya

Mungkin mereka tak tahu tugas dan peran mulyanya

Mungkin mereka tahu posisi mereka dimasyarakat

Maka ajari …………dan dapatkan kecerdasan emosi

……………………………………………………

Biarkan perempuan negeri ini sadari

Pentingnya menjaga dan menempatkan diri

Pentingnya miliki ketrampilan kelola hidup

Pentingnya membaca, bergaul dan berekspresi

………………………………………………..

Biarkan perempuan negeri ini yakini

Dirinya pantas untuk dihargai

Dirinya mampu angkat kapasitas diri

Dirinya layak untuk disayang dan dirindukan

Dirinya layak untuk dilindungi dan diayomi

Dirinya layak untuk dimengerti dan didengar

………………………………………………

Dan,

Tak ada lagi luka-luka yang mengoyakkan

Tak ada lagi noda-noda bersembunyi

Biarlah luka dan noda itu pergi

Bersama datangnya asa dan peduli

 

PERSAUDARAAN MUSLIMAH

Muslimah abad ini merayap bangkit

Ukir jati diri dengan pekerti dan prestasi

Siap laksanakan amanah Rabbani

Luangkan waktu ‘tuk bakti pada negeri

Inginkan kesejahteraan di bumi pertiwi

Membina setiap muslimah demi peduli

Agar punya nyali kembangkan potensi

Hingga dapatkan martabat dan harkat diri

Dengarlah wahai muslimah persada ini

Ajang kiprah itu sesungguhnya luas sekali

Menata dan membimbing adalah mulia abadi

Bahtera yang kau arungi harus kau menangkan

Agar jadi contoh teladan yang mengesankan

Ayunlah langkahmu, tunjukkan keperdulian

Nun, disana cahaya gemilang menantimu

Peradaban hari ini telah terkoyak-koyak

Emansipasi setiap saat dibablas maknakan

Ruang gerak perempuan disalah wacanakan

Anak dan perempuaan dialat propagandakan

Dunianya diperluas ketempat hitam dan gelap

Aromanya gemerlap seolah berbau sedap

Buaian dan bualan tangan tangan usil dan jorok

Adalah ancaman yang menodai kesucian

Naudzubillah, haruskah semua terbiar?!

Inilah Islam…ajaran luhur penghuni dunia

Solusi hakiki segala problema zaman

Langkah harus meradang menuju tekad suci

Allah kan …menangkan pendobrak kedzaliman

Mengikis habis para penyebar pembodohan

Ikhtiar meninggi menangkan keberadaban

Ya…………Rabbul Izzati

Astaghfirullah… kami yang berdiam dan pandir

Dunia tempat kami berpijak terus merintih

Anak masa depan bagai tak punya harapan

Ribu-ribu wanita meratap inginkan perubahan

Ini harus berakhir dan kami tak boleh berpangku tangan

Sambutlah seruan kami, berjuanglah bersama kami

Sambutlah ajakan kami, berkarya untuk muslimah

Arena kiprah kami ……menjalin ukhuwah

Langkah juang kami……wujudkan pencerahan

Impian panjang kami …….membangun peradaban

Membawa muslimah bangkit……..tegak berdiri

Ayunkan semangat bergegas………menata diri

Hadir merajut makna……..tuk kemajuan pertiwi

 

BANDUNG BANGKIT

Kotaku sayang kotaku malang

Kota sampah mengapa jadi julukan

Padahal dulu cantik rupawan

Kota kembang tinggal jadi kenangan

Sungguh aneh dan mengherankan

Meski kota ini bertimbun sampah

Banyak orang datang bertandang

Demi liburan dan mencari hiburan

Outlet berjajar penuhi jantung kota

Jadi serbuan wisatawan domestika

Panganan siap saji penuhi bibir jalan

Jadi kerumunan pelancong dadakan

Kota bandungku ayo bangkitlah

Kerumunan lalat harus dihentikan

Bibit penyakit segera enyahkan

Kesemawutan, tata dan rapihkan

Kota bandungku ayolah bergegas

Atasi sampah serentak bersama

Olah tuntas, ambil manfaatnya

Kotaku bersih sedap dipandang

 

DINAMIKA

Jiwa muda itu terbakar membara

Terpancar diwajah dan perilakunya

Binar dimata meronakan raut wajah

Derap penuh ekspresi bentangkan aksi

Ayunan tangan bergerak lincah dan gesit

Langah kaki tangkas melesat dasyat

Siap berjaga bak prajurit menyandang senjata

Sigap tegak bak pengawal negara

Wahai pemuda, kau tidak lagi belia

Geliatmu tanpa ragu terus membara

Gelorakan jiwa patahkan rasa malas

Tiada malu lantangkan seruaan dawah

Enyahkan fatamorgana penuh fantasi

Pesona jihad jadikan dambaan

Berteriaklah dengan lantang

‘Aku datang penuhi panggilanmu…ya Allah’

‘Aku rindu perhelatan akbar dialtar ArsyMu’

‘Demi taman surga yang mengalir sungai….’

‘Kan kupatri disetiap degup jantungku’

“Ku kan berlari tuk menjemput janji-janjiMu

 

PEREMPUAN PERADABAN

Adanya bukan dari tiada

Namun lahir dari perjalanan menuju dewasa

Hasil asuhan setinggi asa selebat cinta

Tumbuh berkembang tepat depa per depa

Beriring gelak tawa, canda ceria dan suka cita

Bersilang tangis, amarah bersatu polos tanpa dosa

Adanya jadikan remaja renyah merona

Ada kemeriahan gemerlap dunia disekitarnya

Ada norma tak beradab bahkan biadab mengepungnya

Membuat hari-harinya tiada putus dengan waspada

Dan tiada boleh lengah pada deretan doa

Lantaran marabahaya tak disadari terus menganga

Dan waktu jua pertemukan bahtera rumah tangga

Perjodohan, jadikan hari-hari lebih berarti

Atas akad suci tlah mengubahnya jadi insan peduli

Gelombang hidupnya disinggahi amanah dan peran hakiki

Bertutur santun bahagiakan tambatan hati

Berbagi tanggung jawab bersama belahan jiwa

Melahirkan dan menimang sayang sang buah hati

Hadirkan hikmah meski terjalin jua uji dan coba

Kan jadi rangkaian ibadah bila tertuju satu padaNya

Menjadi dewasa, mulia dalam bingkai peradaban

Adalah perjalanan tarbawi penata hari ke hari

Da’wiyyah , ilmiyah dan fanniyah jadi kafaah…

Yang harus tergugah tandai jati diri

Dan harus terpatri dihati, pengokoh obor peradaban

Yang harus diestafetakan kesegenap penjuru

Tak terkecuali perempuan-perempuan negeri

Penentu harkat dan martabat hidup berbangsa

……………………………………………….

Wahai perempuan negeri luhur dan makmur

Jadilah perempuan pengisi peradaban

Yang yakini Allah satu-satunya tujuan

Yang miliki semangat tuk terus mengabdi

Yang tiada ragu mengukir masa depan

Karena itulah cahaya yang mengubah gulita

Perempuan-perempuan peradaban

Tlah nyalakan lentera ditempat kakinya berpijak

Majlis ilmu tumbuh luas di perkotaan dan pedesaaan

Onak dan duri meski menghalang bukanlah perintang

……………………………………………………….

Karena ,

Minadz dzulumati ila nuur, bukanlah sejarah zaman

Karena,

Habis gelap terbitlah terang telah jadi warisan yang menantang

Karena,

Selalu ada lentera diatas lentera, pertanda hidayah yang terus bertambah

                                                        *************

 

DAPATKAH 1

Tlah ku selami bahwa hidup ini

Tak mengalir seperti sungai yang tenang

Dimana aku dapat melangkah dan berpacu

Dimana aku dapat mematri semua citaku

Kan kuteropong

Setiap terjal yang menghadang

Setiap arus deras yang membandang

Setiap badai dasyat yang menerpa

Agar kudapat terus berjaga

Dan sanggup keluar dari penghalang itu

Dan melaju menuju akhir penantianku

Tempat terbaik disisiMu

Bak,

Padang yang luas melapangkan

Padang yang teduh menyejukkan

Panorama yang indah mendamaikan

AKU DAN DOA 1

Dalam diam dan termanguku

Kukenang masa-masa indah bersamamu

Kau yang tiada henti menebar perhatian

Dalam doa, nasihat dan tutur harap

Meski jarak memisahkan raga kita

Suara penuh pesan tlah menyatu dijiwa

Dan wajah bersahaja terus saja melintas dimata

Ya Rabb, ampuni daku

Yang tlah tak punya masa bahagiakan

Ya Rabb, ampuni ayahku

Yang telah mengajari akumengisi kehidupan

Yang telah menuntunku memiliki gairah belajar

Yang telah mendoakan aku tanpa rasa penat

Ya Rabb, jadikan aku hambaMu yang shaleh

Biar sepanjang hidupku

Hingga tiba takdir penghabisanku

Menjadi warna bagi penghapusan dosannya

Memudahkan langkahmenuju surganya

Menjadi pengganda pahala dari juang hidupnya

Dan ….ayahku

Mendapatkan tempat peristirahatan

Yang nyaman dan tenang disisiNya

 

AKU DAN DOA 2

Tahlil, yasin, doa dan dzikir

Tlah menandai kepergiannya

Bertemu dengan takdir penghabisan

Menghadap Sang Pemilik Makhluk Bumi

Dan menjadi dzikrul maut bagi yang ditinggal pergi

Tausiyah manawi ingatkan pada persiapan diri

Maut akan datang menghampir dan bawa pergi

Menghadap Sang pencipta suatu saat nanti

KarenaNya kita ada di dunia ini

Dan kepadaNya kita pun kan kembali

……………………………………….

Ayah, kini kau tlah tiada

Selamat jalan……….

Doa kami untuk terang dan lapangnya

Peristirahatan abadi

 

TAK INGIN DIHEMPAS WAKTU

Saat mentari meninggi diatas kepala

Kuingin segera penuhi seruan adzan

Basahi wajah hingga ujung kaki

Sempurnakan thaharah penyejuk kalbu

Luruskan hasrat, harapkan pengakuanMu

………………………………………….

Kutunduk dalam sujud dalam kepasrahan

Setelah penat menata biduk dan perhelatan

Bersama langkah yang tiada pernah usai

Terkadang datang amarah pun prasangka

Terlontar mendesak mengharu rasa

…………………………………………..

dan kunyatakan dalam simpuhku padaMu

Atas tak dayaku menahan gejolak

Tentang upayaku mengelola waktu

Tak jua menyatu sebagai bekal menujuMu

Dan usiaku berlalu bersama perginya sang waktu

……………………………………………………

Haruskah kulepas waktu

Tanpa bara nan menggelora

Tanpa kesan nan menghujam

Tanpa makna didegup jantung

Tanpa arti didenyut nadi

…………………………………..

Ya……Allah………..

Haruskah nyawaku pergi tinggalkan jasad

Dan jasadku dicampakkan ketempat yang hina

Padahal aku tak sanggup jadi orang yang rugi

Hanya karena lengahku membagi waktu

…………………………………………….

Bangunkan aku, ……ya Allah

Sebelum nyawa berpaling dariku

Dan kelambanan memvonis kegagalanku

Hingga tiada tuntas apa yang jadi tugasku

Sadarkan aku, ……………..ya Allah

Bahwa aku berpacu dengan waktu

Yang terus melaju menghampir sang Penentu

Sebelum datang sempit, miskin dan renta

Lalu membelengguku

Dalam kubangan yang menistakan

 

MEMALUKAN

Perjalanan hari ini sangat memalukan

Kok hanya berkisar diurusan mencari makan

Tidak seperti ayam yang mengais sepanjang jalan

Tidak seperti tukang beca yang mengayuh hingga berpeluh

Tidak seperti petani yang menghitam terbakar terik matahari

Tidak seperti pedagang asongan menawarkan dagangannya

Tidak seperti buruh bangunan yang tak pasti beroleh garapan

Karena perjalanan hari ini hanya menukar lembar uang

Dengan bahan pangan tanpa jerih payah yang memenatkan

Dengan perhiasan dunia yang tak lain kesenangan sementara

Dengan benda-benda tak bernyawa bagai cerminan ketamakan

Dengan kepuasan sekejap hiburan panggung sandiwara

Perjalanan hari ini hanya memupuk rasa kikir

Mengelola rizki tampak menghinakan dan tanpa kearifan

Tiada peduli pada kepapaan, lengah pada belas kasihan

Berbagi kemurahan demi pemujaan yang menghanyutkan

Bersedekah dalam kerapuhan ruh, tiada keberkahan

                                                            ****************

0 comments:

Post a Comment