Emang ada kata bijak lucu? Bacalah artikel ini maka Anda akan temukan jawabannya!
Kata-kata adalah sebuah doa. Oleh karena itu, kita selalu menemukan nasihat dalam bentuk kata-kata. Namun kadang, nasihat yang bijaksana itu sering kali menjadi sebuah bahasa retosis saja tanpa aplikasi yang sesuai dalam kehidupan sehari-hari.
Hanya sebatas ucapan tanpa ada perilaku nyata dari orang yang dinasihati maupun orang yang menasihati. Kedua orang tersebut hanya bisa berkata-kata tanpa ada aplikasi nyata. Maka dari itu, nasihat yang baik adalah nasihat yang mampu memberi contoh perilaku yang baik bukan hanya kata-kata hambar.
Kita banyak mendengar dan membaca kata-kata bijak dari para motivator yang terkenal seperti Mario Teguh yang menurut sebagian besar orang kalimat-kalimat yang mucul dari mulutnya seperti mengandung sihir dan penuh keajaiban sehingga banyak mengubah hidup seseorang.
Memang benar, Mario Teguh banyak berkata-kata dengan bahasa yang ambigu bahkan absurd –menurut saya– sehingga banyak orang yang merasa tertantang untuk melakukan apa-apa yang dikatakannya.
Padahal itu hanya sebatas kata-kata, tentunya perubahan itu datang pada diri kita sendiri yang berasal dari niat yang kuat dan memiliki kemauan keras untuk mewujudkan apa yang diharapkan. Tanpa itu semua kata-kata hanyalah kata tanpa makna yang tidak bisa mengubah apapun, apalagi nasib dan kehendak. Sebuah kalimat ambigu yang banyak mengandung persepsi.
Oleh karena itu, daripada kita berbicara mengenai kata-kata bijak yang penuh makna tapi tidak ada aplikasinya lebih baik kita berbicara kata-kata bijak lucu. Mungkin kata bijak lucu bermakna, hanya saja banyak orang yang menganggap kata bijak lucu adalah sebuah ironi dalam kehidupan.
Beberapa kata bijak yang akan dibahas secara lebih mendalam antara lain adalah :
• Uang bukan segalanya, tetapi segala-segalanya butuh uang.
• Orang bijak taat pajak, orang jahat makan pajak, orang gila gak diajak.
• Cinta itu buta, buta itu gelap, gelap asik, jadi kalo bercinta dalam gelap ajah, lebih asik.
• Jauh di mata dekat di hati. Jauh di hati dekat di mata. Jauh dekat 2000 perak naek omprengan.
• Meskipun kita tinggal di planet yang sama, Kita datang dari dunia yang berbeda. Ada yang dari alam gaib, ada juga yang dari alam kubur.
• Cinta sejati itu cinta yang tak butuh alasan. Bego ajah mencintai gak punya alasan.
• Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan utang kartu kredit.
• Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, maka orang kaya pada hemat alias pelit. Duitnya dikumpulin melulu seh.
• Keadilan itu buta. Pantesan ajah sidang Gayus gak kelar-kelar. Orangnya pada buta semua seh.
• Perempuan yang sering mabuk dan keluar malam tidak cocok dijadikan istri, ujar Mario Teguh. Bagaimana kalau laki-laki yang keluar malam dan suka mabuk? Mereka tetap bisa menjadi suami. Kenapa? Karena Mario Teguh laki-laki.
• Seperti telur di ujung tanduk. Tanduk apa ya kira-kira. Tanduk kucing atau tanduk anjing.
• Seperti mencari jarum dalam jerami. Ngapain cari di dalam jemari, di toko jarum atau minta sama penjahit. Susah amat.
• Bagaikan menegakan benang basah. Kurang kerjaan nih orang.
• Sedikit bicara banyak bekerja. Sedikit bekerja tidak bisa bicara.
Kata-kata adalah sebuah doa. Oleh karena itu, kita selalu menemukan nasihat dalam bentuk kata-kata. Namun kadang, nasihat yang bijaksana itu sering kali menjadi sebuah bahasa retosis saja tanpa aplikasi yang sesuai dalam kehidupan sehari-hari.
Hanya sebatas ucapan tanpa ada perilaku nyata dari orang yang dinasihati maupun orang yang menasihati. Kedua orang tersebut hanya bisa berkata-kata tanpa ada aplikasi nyata. Maka dari itu, nasihat yang baik adalah nasihat yang mampu memberi contoh perilaku yang baik bukan hanya kata-kata hambar.
Kita banyak mendengar dan membaca kata-kata bijak dari para motivator yang terkenal seperti Mario Teguh yang menurut sebagian besar orang kalimat-kalimat yang mucul dari mulutnya seperti mengandung sihir dan penuh keajaiban sehingga banyak mengubah hidup seseorang.
Memang benar, Mario Teguh banyak berkata-kata dengan bahasa yang ambigu bahkan absurd –menurut saya– sehingga banyak orang yang merasa tertantang untuk melakukan apa-apa yang dikatakannya.
Padahal itu hanya sebatas kata-kata, tentunya perubahan itu datang pada diri kita sendiri yang berasal dari niat yang kuat dan memiliki kemauan keras untuk mewujudkan apa yang diharapkan. Tanpa itu semua kata-kata hanyalah kata tanpa makna yang tidak bisa mengubah apapun, apalagi nasib dan kehendak. Sebuah kalimat ambigu yang banyak mengandung persepsi.
Oleh karena itu, daripada kita berbicara mengenai kata-kata bijak yang penuh makna tapi tidak ada aplikasinya lebih baik kita berbicara kata-kata bijak lucu. Mungkin kata bijak lucu bermakna, hanya saja banyak orang yang menganggap kata bijak lucu adalah sebuah ironi dalam kehidupan.
Beberapa kata bijak yang akan dibahas secara lebih mendalam antara lain adalah :
• Uang bukan segalanya, tetapi segala-segalanya butuh uang.
• Orang bijak taat pajak, orang jahat makan pajak, orang gila gak diajak.
• Cinta itu buta, buta itu gelap, gelap asik, jadi kalo bercinta dalam gelap ajah, lebih asik.
• Jauh di mata dekat di hati. Jauh di hati dekat di mata. Jauh dekat 2000 perak naek omprengan.
• Meskipun kita tinggal di planet yang sama, Kita datang dari dunia yang berbeda. Ada yang dari alam gaib, ada juga yang dari alam kubur.
• Cinta sejati itu cinta yang tak butuh alasan. Bego ajah mencintai gak punya alasan.
• Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan utang kartu kredit.
• Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, maka orang kaya pada hemat alias pelit. Duitnya dikumpulin melulu seh.
• Keadilan itu buta. Pantesan ajah sidang Gayus gak kelar-kelar. Orangnya pada buta semua seh.
• Perempuan yang sering mabuk dan keluar malam tidak cocok dijadikan istri, ujar Mario Teguh. Bagaimana kalau laki-laki yang keluar malam dan suka mabuk? Mereka tetap bisa menjadi suami. Kenapa? Karena Mario Teguh laki-laki.
• Seperti telur di ujung tanduk. Tanduk apa ya kira-kira. Tanduk kucing atau tanduk anjing.
• Seperti mencari jarum dalam jerami. Ngapain cari di dalam jemari, di toko jarum atau minta sama penjahit. Susah amat.
• Bagaikan menegakan benang basah. Kurang kerjaan nih orang.
• Sedikit bicara banyak bekerja. Sedikit bekerja tidak bisa bicara.
Uang dalam Kata Bijak Lucu
Kata
bijak lucu yang pertama adalah mengenai uang.Uang memang bukan
segala-galanya, tapi segala-galanya memang sangat membutuhkan uang.
Kata-kata tersebut mungkin akan terdengar konyol.
Akan tetapi, di balik kekonyolan tersebut kita bisa menemukan apa yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian orang mungkin akan beranggapan bahwa uang adalah segala-galanya sehingga mereka rela melakukan berbagai cara, bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.
Dengan uang, segalanya bisa dibeli, termasuk kekuasaan. Hal tersebut mungkin sudah menjadi sesuatu yang lumrah dalam kehidupan kita sekarang ini. Orang kaya bisa berkuasa terhadap orang miskin dengan mengandalkan uang yang mereka punya.
Begitu juga sebaliknya, orang miskin tidak mampu berbuat apapun untuk memberontak para penjajah psikis mereka hanya karena kebutuhan akan uang yang semakin lama semakin mendesak.
Selain itu, ada juga perempuan yang rela menjajakan tubuhnya demi uang untuk menghidupi keluarganya. Lantas lelaki hidung belang memanfaatkan uangnya demi mendapatkan kesenangan sesaat.
Kegelisahan seperti inilah yang muncul karena uang. Masyarakat menganggap uang sebagai suatu tujuan, bukan suatu cara atau jalan. Padahal, uang hanyalah media yang tinggal landas sejenak dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tidak ada uang yang bertahan lama dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama kita hidup, nilai mata uang akan semakin kecil sehingga tidak pantas jika kita menuhankan uang demi sesuatu yang semu di dunia ini.
Namun di sisi lain, ada juga orang yang berusaha seadanya, namun tetap mendapatkan kesulitan hanya karena tidak ada uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kekonyolan dalam kata bijak lucu tersebut dapat dianggap sebagai guyon sekaligus sebagai renungan santai untuk manusia modern yang selalu berkutat dengan uang. Ada baiknya jika kita tidak terlalu memuja uang, tapi tetap berusaha mendapatkannya untuk dapat tetap hidup dan memenuhi tuntutan kehidupan.
Akan tetapi, di balik kekonyolan tersebut kita bisa menemukan apa yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian orang mungkin akan beranggapan bahwa uang adalah segala-galanya sehingga mereka rela melakukan berbagai cara, bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.
Dengan uang, segalanya bisa dibeli, termasuk kekuasaan. Hal tersebut mungkin sudah menjadi sesuatu yang lumrah dalam kehidupan kita sekarang ini. Orang kaya bisa berkuasa terhadap orang miskin dengan mengandalkan uang yang mereka punya.
Begitu juga sebaliknya, orang miskin tidak mampu berbuat apapun untuk memberontak para penjajah psikis mereka hanya karena kebutuhan akan uang yang semakin lama semakin mendesak.
Selain itu, ada juga perempuan yang rela menjajakan tubuhnya demi uang untuk menghidupi keluarganya. Lantas lelaki hidung belang memanfaatkan uangnya demi mendapatkan kesenangan sesaat.
Kegelisahan seperti inilah yang muncul karena uang. Masyarakat menganggap uang sebagai suatu tujuan, bukan suatu cara atau jalan. Padahal, uang hanyalah media yang tinggal landas sejenak dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tidak ada uang yang bertahan lama dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama kita hidup, nilai mata uang akan semakin kecil sehingga tidak pantas jika kita menuhankan uang demi sesuatu yang semu di dunia ini.
Namun di sisi lain, ada juga orang yang berusaha seadanya, namun tetap mendapatkan kesulitan hanya karena tidak ada uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kekonyolan dalam kata bijak lucu tersebut dapat dianggap sebagai guyon sekaligus sebagai renungan santai untuk manusia modern yang selalu berkutat dengan uang. Ada baiknya jika kita tidak terlalu memuja uang, tapi tetap berusaha mendapatkannya untuk dapat tetap hidup dan memenuhi tuntutan kehidupan.
Pajak Menurut Kata-Kata Bijak Lucu
Sekali
lagi kita dibuat tersenyum karena kekonyolan kata bijak lucu yang
mengatakan bahwa “Orang bijak taat pajak, orang jahat makan pajak, orang
gila gak diajak.”
Bagi sebagian orang, membayar pajak mungkin sudah menjadi suatu keharusan yang tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi bagi sebagian lain, kesulitan ekonomi membuat tertundanya pembayaran pajak.
Namun, berbeda lagi dengan sindiran kata bijak lucu yang mengatakan bahwa orang jahat makan pajak. Pasalnya, di Indonesia banyak sekali orang kaya yang tidak mau mengeluarkan sedikit penghasilannya hanya karena rasa takut kekurangan.
Bahkan ada pula, atau mungkin sudah banyak, pejabat yang melakukan tindakan korupsi dengan memakan uang pajak yang disetorkan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.
Hal itu terdengan sangat ironi. Di satu pihak, orang pinggiran menutupi berbagai kekurangan agar bisa menjadi warga yang taat aturan sehingga tidak telat dalam membayar pajak.
Akan tetapi di sisi lain, pejabat yang seharusnya memberikan contoh yang baik terhadap rakyatnya malah melakukan hal tercela dengan memakan uang pajak dari kaum yang jauh lebih miskin daripada mereka.
Kata bijak lucu tersebut selain merupakan penegasan terhadap rakyat dalam membayar pajak, juga merupakan sindiran halus bagi para koruptor yang seenaknya memakan uang rakyat.
Apalagi, di Negara kita ini banyak sekali orang yang tergolong masyarakat miskin atau kurang sejahtera sehingga mereka memilih untuk tidak memiliki NPWP daripada harus bekerja dan mengeluarkan persenan bagi Negara.
Sayangnya, keadaan miskin ini tidak dipandang sama sekali oleh para petinggi Negara sehingga mereka tega melakukan tindak pidana korupsi demi memuaskan nafsu dan keinginan mereka.
Bagi sebagian orang, membayar pajak mungkin sudah menjadi suatu keharusan yang tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi bagi sebagian lain, kesulitan ekonomi membuat tertundanya pembayaran pajak.
Namun, berbeda lagi dengan sindiran kata bijak lucu yang mengatakan bahwa orang jahat makan pajak. Pasalnya, di Indonesia banyak sekali orang kaya yang tidak mau mengeluarkan sedikit penghasilannya hanya karena rasa takut kekurangan.
Bahkan ada pula, atau mungkin sudah banyak, pejabat yang melakukan tindakan korupsi dengan memakan uang pajak yang disetorkan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.
Hal itu terdengan sangat ironi. Di satu pihak, orang pinggiran menutupi berbagai kekurangan agar bisa menjadi warga yang taat aturan sehingga tidak telat dalam membayar pajak.
Akan tetapi di sisi lain, pejabat yang seharusnya memberikan contoh yang baik terhadap rakyatnya malah melakukan hal tercela dengan memakan uang pajak dari kaum yang jauh lebih miskin daripada mereka.
Kata bijak lucu tersebut selain merupakan penegasan terhadap rakyat dalam membayar pajak, juga merupakan sindiran halus bagi para koruptor yang seenaknya memakan uang rakyat.
Apalagi, di Negara kita ini banyak sekali orang yang tergolong masyarakat miskin atau kurang sejahtera sehingga mereka memilih untuk tidak memiliki NPWP daripada harus bekerja dan mengeluarkan persenan bagi Negara.
Sayangnya, keadaan miskin ini tidak dipandang sama sekali oleh para petinggi Negara sehingga mereka tega melakukan tindak pidana korupsi demi memuaskan nafsu dan keinginan mereka.
Kata Bijak Lucu - Kartu Kredit dan Utang Manusia Modern
Lagi-lagi
kata bijak lucu memberikan sindiran bagi para modernis yang lebih
mementingkan gaya hidup ketimbang hal penting lainnya.
Kalimat satir yang berbunyi “Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan utang kartu kredit.” membuktikan bahwa hal tersebut benar adanya.
Munculnya kartu kredit di kalangan borjuis membuat kehidupan mereka semakin hedon dan glamor sehingga muncul kesenjangan sosial dalam kelas kehidupan masyarakat. Masyarakat kelas menengah ke bawah merasa termarjinalkan dan mendapatkan situasi muram ekonomi.
Keadaan seperti ini secara langsung maupun tidak langsung tentu saja akan menimbulkan konflik budaya bagi si kaya dan si miskin. Kesenjangan sosial ini mengakibatkan si miskin ingin memiliki kehidupan yang serupa dengan si kaya.
Konflik seperti ini tentu saja menjadi peluang yang besar bagi para pemegang saham kartu kredit untuk mewujudkan impian semu para manusia pemakan kesenangan. Sekarang ini, kartu kredit tidak hanya bisa digunakan oleh para pengusaha, tapi juga oleh pegawai biasa dengan gaji UMR atau seadanya.
Utang-utang yang tidak kelihatan dari kartu kredit membuat manusia lupa bahwa kesenangan dari hasil kredit itu tidak akan dibawa mati. Maka, kata bijak lucu mengenai utang kartu kredit menjadi nasihat sekaligus sindiran bagi kaum modernis dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Selain kata-kata yang sudah disebutkan di atas, masih banyak lagi kata-kata bijak lainnya yang diutarakan secara satir dan penuh lelucon agar terkesan halus dan tidak berlebihan.
Bahkan mungkin Anda sendiri bisa membuat kata-kata tersebut secara spontanitas ketika melihat ada suatu ketimpangan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kita tidak bisa menilai bahwa kebaikan harus selalu diutarakan dengan jalan yang selalu baik dengan kondisi yang sangat baik dan serius. Kebaikan dan kebenaran juga bisa terungkap lewat kata bijak lucu, guyonan, bahkan obrolan konyol sehari-hari yang dilakukan oleh anak-anak.
Kalimat satir yang berbunyi “Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan utang kartu kredit.” membuktikan bahwa hal tersebut benar adanya.
Munculnya kartu kredit di kalangan borjuis membuat kehidupan mereka semakin hedon dan glamor sehingga muncul kesenjangan sosial dalam kelas kehidupan masyarakat. Masyarakat kelas menengah ke bawah merasa termarjinalkan dan mendapatkan situasi muram ekonomi.
Keadaan seperti ini secara langsung maupun tidak langsung tentu saja akan menimbulkan konflik budaya bagi si kaya dan si miskin. Kesenjangan sosial ini mengakibatkan si miskin ingin memiliki kehidupan yang serupa dengan si kaya.
Konflik seperti ini tentu saja menjadi peluang yang besar bagi para pemegang saham kartu kredit untuk mewujudkan impian semu para manusia pemakan kesenangan. Sekarang ini, kartu kredit tidak hanya bisa digunakan oleh para pengusaha, tapi juga oleh pegawai biasa dengan gaji UMR atau seadanya.
Utang-utang yang tidak kelihatan dari kartu kredit membuat manusia lupa bahwa kesenangan dari hasil kredit itu tidak akan dibawa mati. Maka, kata bijak lucu mengenai utang kartu kredit menjadi nasihat sekaligus sindiran bagi kaum modernis dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Selain kata-kata yang sudah disebutkan di atas, masih banyak lagi kata-kata bijak lainnya yang diutarakan secara satir dan penuh lelucon agar terkesan halus dan tidak berlebihan.
Bahkan mungkin Anda sendiri bisa membuat kata-kata tersebut secara spontanitas ketika melihat ada suatu ketimpangan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kita tidak bisa menilai bahwa kebaikan harus selalu diutarakan dengan jalan yang selalu baik dengan kondisi yang sangat baik dan serius. Kebaikan dan kebenaran juga bisa terungkap lewat kata bijak lucu, guyonan, bahkan obrolan konyol sehari-hari yang dilakukan oleh anak-anak.
Nasrudin Mengalahkan Kata Bijak Lucu
Kita
sering mendengar kata bijak lucu, “muda foya-foya, tua kaya raya, mati
masuk surga”. Ucapan ini terlihat begitu tolol jika dibandingkan sabda
Nabi Muhammad saw. tentang orang Islam,
“Apabila kamu mencintaiku, bersiap-siaplah untuk menghadapi kemiskinan
dengan mengencangkan pinggang; sesungguhnya kemiskinan lebih cepat
datangnya bagi orang yang mencintaiku melebihi cepatnya banjir yang
mengalir ke jurang”.
Terkait dengan hal ini, ada baiknya kita membaca kisah pakaian hitam Nasruddin sebagai berikut.
1. Kisah Pakaian Hitam
Suatu
hari, Nasruddin mengenakan pakaian hitam. Ia keluar rumah. Para
tetangganya keheranan. Mereka berkata, “Nasruddin, siapakah yang
meninggal sehingga kau memakai baju hitam seperti ini?” Nasruddin
menjawab, “ayah anakku mati; Jadi, aku berkabung untuknya.”
2. Kode Rahasia dalam Kisah Pakaian Hitam
Kalau
kita menyebut bahwa Nasruddin salah kostum, kita layak geli sendiri.
Kalau kita mengatakan ucapan Nasruddin Hoja nonsense karena berkata
“ayah anaknya mati sehingga aku berkabung untuknya”, yang artinya
menganggap diri sendiri telah mati adalah hal lucu, barangkali kita akan
menyadari betapa tololnya kita.
Seharusnya
kita menyalahkan orang-orang yang menganggap bahwa baju hitam adalah
tanda berkabung. Dalam Islam, hitam berarti kebijaksanaan karena kata
hitam (fehm) begitu dekat dengan fahm (kebijaksanaan). Jika kita tidak
percaya, lihatlah bendera perang Nabi Muhammad saw, Iqab, yang berwarna
hitam.
Oleh
karena alasan inilah zaman sebelum Islam datang disebut jahiliyyah
(kebodohan) yang diperangi kebijaksanaan Islam. Dengan demikian,
Nasruddin memakai baju hitam dalam hal ini berkaitan dengan
kebijaksanaan yang ditanggungnya.
Lalu,
ketika ada orang yang salah sangka terhadap Nasruddin, ia menjawab
bahwa “Nasruddin berkabung untuk dirinya sendiri karena ia telah
meninggal”. Maksudnya, dalam catatan sufi, sering kita temui istilah
“matilah ketika menjalani hidup duniawi” atau sabda Nabi, “matilah
sebelum kematianmu”.
Mereka
yang menjalankan istilah mati sebelum mati ini, bisa saja digolongkan
sebagai orang bijaksana karena menyadari bahwa dunia, kehidupan, adalah
sesuatu yang semu. Sesuatu yang lebih abadi daripada kehidupan yang semu
ini adalah kematian; karena kematian adalah jembatan yang mempertemukan
dua sahabat, manusia dan Allah.
Maka,
para sufi menjemput kematian dalam hidup ini dengan mendekatkan diri
pada Allah; melewati berbagai ujian hidup hingga mencapai penyingkapan
tertentu. Bagi Nasruddin, keadaannya yang mati saat hidup ini,
barangkali layak diberi perkabungan oleh orang-orang sok tahu yang
menganggap hitam adalah tanda kematian.
0 comments:
Post a Comment